• Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat.

  • Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan dengan syarat:

  1. Apabila kebutuhan dasar mustahik telah terpenuhi;

  2. Memenuhi ketentuan syariah;

  3. Menghasilkan nilai tambah ekonomi untuk mustahik; dan

  4. Mustahik berdomisili di wilayah kerja lembaga pengelola zakat.

  • Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dapat dilakukan paling sedikit memenuhi ketentuan:

  1. Penerima manfaat merupakan perorangan atau kelompok yang memenuhi kriteria mustahik; dan

  2. Mendapat pendampingan dari amil zakat yang berada di wilayah domisili mustahik.

 

  • Lembaga pengelola zakat wajib melaporkan pendayagunaan zakat untuk usaha produktif.

  • Laporan disampaikan secara berjenjang dengan ketentuan sebagai berikut:

  1. Lembaga pengelola zakat pada tingkat kabupaten/kota menyampaikan laporan kepada BAZNAS tingkat provinsi dan bupati/walikota;

  2. Lembaga pengelola zakat pada tingkat provinsi menyampaikan laporan kepada BAZNAS dan gubernur; dan

  3. BAZNAS menyampaikan laporan kepada Menteri.

  • Laporan disampaikan setiap 6 (enam) bulan dan akhir tahun.

  • Laporan paling sedikit memuat:

  1. Identitas mustahik;

  2. Identitas lembaga pengelola zakat;

  3. Jenis usaha produktif;

  4. Lokasi usaha produktif;

  5. Jumlah dana yang disalurkan; dan

  6. Perkembangan usahanya.

Kepala KUA

Kepala KUA
ISA MUSTOFA. S.Pd.I.

BANNER

SimwasBanner Haji

POLLING

Seberapa puas anda dengan pelayanan kami?
  Sangat Puas
  Puas
  Cukup Puas
  Tidak Puas
  Sangat Tidak Puas